Bab 14
Sistem Informasi Manajemen Audit
(SIMA)


Tugas utama divisi SKAI (Satuan Kerja Audit Internal) antara lain menyusun rencana audit tahunan, melaksanakan rencana, dan kemudian melaporkan hasil audit ke manajemen. Satu hal aktifitas yang sering terlupakan adalah aktifitas pasca audit yakni dokumentasi. Suatu anggapan yang keliru jika proses audit berakhir dengan pelaporan hasil audit ke manajemen. Oleh karenanya banyak dijumpai tidak diadanya tindak lanjut atas temuan yang tertunda penyelesaiannya karena tidak ada petugas yang memonitor. Akibatnya temuan yang sama akan dijumpai lagi (temuan berulang)  pada tahun-tahun audit berikutnya.



Dapatkan bukunya di Google Playstore
PROSEDUR AUDIT OPERASIONAL BANK
(AUDIT TERAPAN BERBASIS RISIKO)

Penyusunan rencana audit tahunan relatif mudah, untuk jumlah auditan ratusan bahkan ribuan dapat dituntaskan 1 – 2 hari saja.  Kendala mulai timbul saat proses pelaksanaan audit. Kendala jumlah mandays auditor yang terbatas, serta jarak lokasi auditan yang jauh dan susah ditempuh berisiko menyebabkan jadwal pelaksanaan audit berikutnya menjadi tertunda.  
Bagaimana dengan penyusunan laporan hasil audit ? ini rintangan besar. Bisa jadi penyelesaian laporan hasil audit jauh melampaui batas mandays, yang menyebabkan jadawal pelaksanaan audit berikutnya semakin terpuruk.
Dampak dari kelelahan fisik dan mental selama melaksanakan audit, auditor tidak lagi peduli dengan pendokumentasian hasil audit yang telah dilaksanakannya. Akibatnya ketika suatu saat diperlukan data hasil auditnya, mereka akan kelabakan mencarinya. Bahkan laporan hasil audit, maha karya agung auditor,  bisa hilang, tercecer, terselip entah dimana ?
Situasi seperti tersebut tentu tidak dikehendaki oleh siapapun, baik oleh manajemen maupun oleh auditor sendiri. Untuk memitigasi risiko yang tidak menentu tersebut diperlukan suatu sistem yang mampu mengatur dan mengelola proses audit yakni Sistem Informasi Manajemen Audit atau SIMA.
Tidak ada standar baku penyusunan SIMA, masing-masing divisi SKAI dapat menyusun sesuai kebutuhannya. Namun paling tidak, SIMA mampu mendokumentasikan hasil audit dengan tertib, dan data hasil audit dapat diakses setiap saat jika diperlukan tanpa mengalami kesulitan. Target seperti tidak bisa dilaksanakan secara konvensional – manual, hanya dapat dicapai  melalui komputerisasi. Pendokumentasian hasil audit ke dalam database sangat membantu pencarian kembali data hasil audit. Bahkan dengan dukungan database tersebut dapat dihasilkan berbagai macam laporan sesuai kebutuhan.   
Lebih jauh tentang SIMA, jika dibutuhkan, ia bukan hanya mendoku-mentasikan hasil audit, SIMA  juga dapat membantu mempercepat proses audit end to end sejak perencanaan audit hingga penyusunan laporan hasil audit. Dengan menerapkan SIMA secara konsisten, pelaksanaan prose audit menjadi lebih terkontrol, dan pendokumentasian hasil audit pun menjadi lebih terkendali.
Salah satu contoh aplikasi yang mendukung operasional SIMA adalah Antelop dengan fitur yang meliputi :
-    Penyusunan RAT (rencana audit tahunan)
-    Penyusunan laporan Pre Audit
-    Pembagian tugas audit
-    Pendokumentasian kertas kerja audit (KKA) dan catatan atas temuan (CAT).
-    Pemantauan hasil kerja auditor dapat dilakukan saat audit sedang berlangsung
-    Penyusunan secara otomatis : laporan hasil audit (LHA) berikut ‘rating’, daftar monitoring tindak lanjut (DMTL), dan executive summary.
-    Penyusunan secara otomatis : presentasi rekap hasil audit .
-    Pencetakan hasil audit dapat dilaksanakan setiap saat oleh yang berhak sesuai kebutuhan.
-    Penertiban dokumentasi hasil audit seperti KKA, CAT,  DMTL, dan LHA dimana  file dokumen hasil audit tersebut dapat diakses setiap saat oleh yang berhak, dlsb.
Terlampir CD yang berisi demo  Antelop ketika menyusun LHA, DMTL, dan executive summary secara otomatis. Dalam tempo kurang dari 3 menit, ketiga jenis laporan tersebut tuntas disusun. Bandingkan dengan waktu yang dibutuhkan Auditor untuk mengerjakan  tugas yang sama.
Dengan melakukan otomatisasi,  proses pelaksanaan audit dapat lebih cepat 3 kali dari cara konvensional. Artinya jumlah auditan yang bisa diaudit menjadi 3 kali lebih banyak, dengan hasil yang sistematis  dan dapat dipertanggungjawabkan. 
Selamat menyaksikan !


                                                              Kembali ke Awal



No comments: