Bab 13
Sekilas Tentang Audit Sampling

Ketika melaksanakan audit, auditor dihadapkan pada banyaknya sampel bahkan hingga ribuan sampel. Karena alasan keterbatasan waktu pemeriksaan, tidak mungkin seluruh sampel diperiksa. Agar pemeriksaan sampel dapat dilakukan tanpa mengurangi kualitas pemeriksaan, dilakukan pemilihan sampel dengan cara audit sampling.



Dapatkan bukunya di Google Playstore
PROSEDUR AUDIT OPERASIONAL BANK
(AUDIT TERAPAN BERBASIS RISIKO)

Tujuan audit sampling adalah menyederhanakan proses pemeriksaan sampel. Walaupun hasil pemeriksaan dengan sampel terbatas ini tidak menggambarkan seluruh sampel, namun paling tidak proses pemilihan sampelnya dapat dipertanggungjawabkan. Disamping itu dengan menggunakan salah satu metoda audit sampling, sample yang diperiksa terbebas dari intervensi auditan.
Di dalam kertas kerja audit, metoda sampling yang digunakan harus disebutkan agar sampel yang diperiksa dapat dipertanggung-jawabkan. Jika tidak, kualitas hasil audit dipertanyakan. Oleh karenanya nomor-nomor sampel yang diperiksa harus disebutkan di dalam kertas audit sesuai dengan metoda sampling yang digunakan. 
Ada dua metoda utama di dalam melaksanakan audit sampling yakni secara statistik dan non statistik (judgement).

A.      Metoda Statistik
1.       Random/ Acak
Pemilihan sampel dilakukan secara acak, namun dengan dasar pemilihan sampel yang dapat dipertanggung-jawabkan. Saat ini pemilihan sampel secara acak dapat dilakukan dengan mudah berkat bantuan formula Rand () di dalam Microsoft Excel. Dari hasil nilai random tersebut, auditan tidak dapat menawar nomor sampel yang akan diperiksa.
Sebagai contoh misal jumlah sampel yang akan diperiksa 5.000 unit. Buatlah data random dengan menggunakan Excel sbb :
=INT(RAND()*5000)
Misal tampilan angka random yang dihasilkan sbb :

Perhatikan angka yang muncul ekxtrim dari nomor 1 s/d ribuan. Anda bisa langsung menggunakan nomor-nomor random diatas sebagai dasar pemilihan sampel. Jumlah sampel yang diambil tergantung besarnya jumlah sampel. Jumlah sampel besar, data yang disampling diatas 30 sampel, untuk jumlah sampel kecil minimal 30 sampel.
Contoh variasi pemilihan sampel
Tetapkan posisi nomor awal sebagai basis, misal nomor pada koordinat kiri atas 3320 diteruskan kebawah 2462 hingga 3476 dilanjutkan ke kolom sebelah kanannya hingga mencapai jumlah sampel yang Anda anggap cukup. Dapat pula dari kiri atas ke samping kanan dilanjutkan baris berikut dibawahnya. Bahkan Anda pun dapat menyilang dari kiri atas 3320 ke angka 400, 624, hingga 1105. Kemudian dilanjutkan menyilang dari kanan atas 3926, 3585 hingga menuju angaka 3476. Terserah Anda. Namun jangan lupa cara Anda memilih nomor sampel tersebut harus disebutkan di dalam kertas kerja audit.
Cara lainnya dengan membuat tampilan angka random seragam 4 digit seperti berikut :


Gunakan formula berikut :    
=INT(RAND()*(5000-1000)+1000)
Walaupun angka random yang ditampilkan diatas ribuan, bukan berarti nomor sampel dibawah seribu tidak di periksa. Anda dapat menggunakan cara, misal :
-    Membuang dua angka di depan (contoh : 1810 menjadi 10)
-    Membuang dua angka di belakang (contoh : 2270 menjadi 22)
-    Membuang satu angka di depan dan dibelakang (contoh : 2412 menjadi 41)
-    dst  menurut selera Anda asalkan konsisten dan dijelaskan di dalam kertas kerja audit
Dengan menggunakan cara random tersebut, auditan tidak dapat menawar nomor sampel yang harus disiapkan untuk diperiksa.

2.       Sistematik
Pemilahan sampel dengan cara konsisten berdasarkan rentang antar nomor sampel. Misal dari jumlah sampel 5.000 akan diperiksa 50 sampel, maka rentang sampel (5.000 : 50) = 100. Artinya antara sampel dengan sampel berikutnya adalam 100. Disini tinggal menetapkan nomor awal sampel, misal nomor awal 12 maka nomor selanjutnya adalah : 112, 212, 312 dst hingga nomor sampel ke 5.000 dengan total 50 sampel. Dengan cara ini, kuncinya pada nomor awal yang Anda tetapkan. Dengan demikian auditan pun tidak dapat mengintervensi sampel yang akan diperiksa.

B.       Metoda Judgement
Sesuai dengan namanya, metoda pemilihan sampel dengan cara ini tergantung pada ‘sense’ auditor. Oleh karenanya yang dapat menggunakan metode ini pada umumnya adalah para auditor senior atau profesional. Berdasarkan pegalamannya, auditor profesional mengetahui pada pos-pos mana yang kemungkinan mengandung kesalahan/ penyimpangan.
Pemeriksaan sampel dengan cara sampling ini mengandung risiko sampling, sebagai bagian dari risiko audit. Bisa jadi sampel yang diambil tidak mencerminkan penyimpangan padahal sesungguhnya terdapat penyimpangan. Semakin besar interval sampling, semakin besar risiko kesalahan analisis, semakin rapat interval sampling semakin kecil risiko kesalahan. Oleh karenanya kualitas hasil audit dengan sampel yang diperiksa seluruhnya berbeda dengan jika sampel diperiksa secara sampling.
Untuk mengetahui lebih detil risiko sampling, Anda dapat mempelajari buku Audit Sampling yang disusun oleh Anies S.M. Basalamah yang berjudul Audit Sampling dengan Statistik : Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua,  penerbit Usaha Kami.



                                                               Kembali ke Awal


No comments: